15 September 2007, akhirnya aku jadi juga menjadi seorang sarjana walaupun dengan IP amat sangat mepet tapi semua kembali bahwa pilihan pastilah disertai dengan resiko.
Perjuangan untuk ikut upacara ini sangatlah panjang dan merusak konsentrasi berikut ketenangan. Posisi yang jauh dari kampus menambah sulitnya urusan
yang satu ini (kebetulan waktu itu ada pekerjaan yang harus diselesaikan di Sumba, NTT). Kasus pertama datang setelah adanya pengumuman bahwa nama ali maftuh tidak menyangkut dalam daftar peserta yudisium karena nilai skipsi yang belum masuk, padahal untuk prosesi urusan satu ini sudah sangat cukup untuk menjadikan otak kram dan hati menjadi necrosis oleh berbagai hal yang belum bisa untuk diceritakan di kesempatan klai ini(dosa mungkin??).
Selanjutnya yang tak kalah pahitnya kala telephone berbunyi dan sms tak mau kalah bersaing mengingatkan akan hutang kelompok pada universitas yang katanya belum terlunasi dimana bila digambarkan mirip anggota KPK yang mengejar-ngejar debitor BLBI. Wanted Bho'...
Namun semuanya dapat terselesaikan juga berkat kerjasama dari semuanya, namun yang cukup membesarkan hati dan juga kepala saya adalah saat penyelesaian kasus tersebut di universitas, dimana sebelumnya bak seorang tersangka yang mau diadili didepan dewan pengadil namun Tuhan masih menjadi pengacara terhebatku sehingga semua terbalik ketika dikoreksi ternyata total pengembalian kredit saya surplus. menang WO dab....
ya akhirnya togapun diserahkan dan upacarapun tetap saya jalankan!! dan sementara panggil aku sarjana.
Toga tak akan pernah merubah pola berpikir kita, hanya kemauan untuk berubahlah yang akan merubah segalanya........
Perjalanan mengejar impian adalah pilihan para pejalan sunyi. Mereka yang berusaha setengah mati untuk percaya pada keyakinannya dan Tuhan untuk terus berjalan, ketika hampir semua orang bahkan dirinya sendiri memintanya untuk berhenti. Tapi puncak kesuksesan memang tidak dihuni banyak orang: mereka yang berada di sana juga tidak ada yang luput dari luka, goncangan batin bahkan terasing. Tapi mereka bahagia, karena mengikuti mata hatinya.
Steve Jobs bilang,"Satu hal yang saya sesali adalah tidak melakukan apa yang ingin saya lakukan ketika ada kesempatan. Satu hal yang saya sesali adalah tidak pernah meminta wanita yang saya kagumi untuk berdansa."
Saya telah meminta diri saya lebih dari sekedar berdansa. Dan hari ini menjelang pagi, saya telah memulai perjalanan saya. "Mulai dari yang kecil-kecil dulu. Mulai dari diri sendiri. Dan mulai sekarang." (dikutip dari AA Gym)