Image Hosted by ImageShack.us
 

geboy inside:

Save on Pet Meds at PetCareChoice.com
get over £100 worth of Free vouchers

Friday, December 07, 2007
Save animal: Titik-titik kritis animal welfare dalam pelaksanaan ibadah kurban
Titik-titik kritis animal welfare dalam pelaksanaan ibadah kurban

Idul adha atau sering disebut juga idul kurban merupakan perhelatan besar umat islam di seluruh dunia dengan perintah penyembelihan hewan kurban. Menyembelih hewan kurban selain merupakan sunnah rosul juga merupakan social responsibility kita kepada kaum papa disekitar kita. Ibadah kurban merupakan ibadah yang amat besar rahasianya, amat luas maknanya bagi siapapun yang mau mendalami maknanya.


“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.” (Al-Kautsar: 1 — 3)

“Tidak beriman kepada-Ku seorang yang tidur malam dalam keadaan kenyang, sementara tetangganya lapar dan dia mengetahui” (HR. Bazzar dan Thabarani, Hadits Hasan)

Besarnya niatan berkurban orang-orang muslim telah memunculkan tempat dengan tukang jagal-tukang jagal baru di tempat-tempat umum seperti halaman masjid, halaman sekolah, ataupun dilapangan dan tempat terbuka lainnya dimana masyarakat menitipkan hewan kurbannya.

Kemunculan tempat dengan tukangjagal-tukangjagal baru ini bila tidak dibekali pengetahuan seperti melalui penyuluhan-penyuluhan dari instansi atau lembaga terkait dikhawatirkan akan memunculkan beberapa masalah baik masalah kesehatan (manusia dan ternak) maupun dalam hal kesejahteraan hewan (kesrawan)/animal welfare.

Ancaman-ancaman inilah yang menuntut pemerintah dalam hal ini dinas terkait maupun lembaga-lembaga keagamaan dan sosial dituntut untuk peran aktifnya dalam mencegah atau paling tidak meminimalkan munculnya masalah-masalah tersebut yang dapat mengurangi nilai-nilai ibadah umat. Dari beberapa daerah peran penyuluh telah dilakukan dengan baik, namun masih jarang yang menyentuh aspek kesejahteraan hewan (kesrawan)/animal welfare -nya. Padahal sedikit atau banyak aspek ini berhubungan secara langsung baik terhadap kesehatan seperti aspek kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet) maupun keabsahan hewan sendiri untuk dikorbankan dalam syariat islam.

Ada dua titik kritis kesrawan/animal welfare dalam pelaksanan ibadah kurban, yaitu pengadaan hewan kurban dan pelaksanan atau pemotongan hewan kurban. Dalam hal pengadaan hewan ada beberapa titik kritis terhadap aspek kesrawan/animal welfare diantaranya ada pada saat penampungan hewan kurban.

Selama musim kurban banyak pedagang ternak bergerilya menginvasi kota-kota besar dengan membawa banyak pasukan ternak untuk memenuhi permintaan dan dahaga masyarakat kota akan pahala berkorban ataupun gengsi kurban. Pola invasi para pedagang ternak kekota ini sering tanpa persiapan tempat yang memadai sehingga tempat yang digunakan akan cenderung sempit untuk bersaing dan beradaptasi dengan hampir habisnya lahan perkotaan.

Tempat penampungan yang sempit dan mungkin sangat kotor dibandingkan jumlah ternak yang ditampung selain yang pasti akan menimbulkan ketidaknyaman yang amat sangat bagi hewan juga akan meningkatkan tingkat stress pada ternak, tingkat stres yang tinggi pada ternak akan menurunkan nafsu makan sehingga berat badan akan turun selain itu ternak yang terlalu stress akan menurunkan daya tahan ternak akan serangan penyakit. Sehingga tempat penampungan yang terlalu sempit dan juga kotor selain menurunkan aspek kesrawan/animal welfare juga dapat berpengaruh pada penurunan berat badan dan kesehatan ternak dan jika hewan tidak lagi sehat menjadikan tidak terpenuhinya syarat ternak untuk dijadikan hewan kurban.

Rasulullah saw bersabda, “Ada empat penyakit pada binatang kurban yang dengannya kurban itu tidak mencukupi. Yaitu yang picak dengan kepicakannya yang nampak sekali, dan yang sakit dan penyakitnya terlihat sekali, yang pincang sekali, dan yang kurus sekali.” (HR Tirmidzi seraya mengatakan hadis ini hasan sahih)

Selain penampungan, tranportasi ternak juga sering menjadi titik kritis. Untuk menekan biaya transport, ternak sering diangkut dalam jumlah besar sampai over capacity dengan menempuh perjalanan yang tidak dekat dan memakan waktu cukup lama. Metode pengangkutan dengan cara menumpuk ternak ini tidak jarang akan yang mencederai atau bahkan sampai mematikan ternak dalam perjalanan.

Pengangkutan yang mengacuhkan aspek kesrawan/animal welfare ini memang diharapkan dapat menekan biaya transport namun bisa juga sebaliknya merugikan pedagang ternak karena ternak yang akan diperdagangkan cedera atau mungkin juga mati. Cedera transportasi pada ternak sering terjadi pada alat gerak yang menjadikan hewan tidak dapat berjalan normal atau pincang, kepincangan pada hewan ternak menjadikan hewan tersebut tidak memenuhi syarat kurban.

Suplai makanan bisa menjadi titik kritis aspek kesrawan/animal welfare, karena kota sebagai tempat penampungan sementara bagi ternak tersebut sering kali jauh dari padang rumput sebagai sumbermakanan ternak. Maka tidak jarang pola makan ternak menjadi tidak teratur karena rumput sebagai makanan ternak tersebut didatangkan dari luar yang jauh dari kota. Perubahan poal konsumsi seperti ini selain membuat ternak kelaparan jika keadaan seperti ini sering terjadi maka akan berimplikasi pada penurunan berat badan ternak yang tentunya akan merugikan pedagang.

Dari segi pelaksanaan/pemotongan hewan kurban, pengacuhan aspek kesrawan/animal welfare sering kita jumpai diantaranya pada restrain dan perobohan hewan kurban, banyak panitia kurban yang masih awam akan hal ini sehingga seperti restrain dan perobohan hewan dilakukan secara memaksakan dan yang pasti akan sangat menyakitkan, karena sering yang mereka pikirkan adalah bagaimana hewan tersebut bisa dan mudah dipotong tanpa banyak perlawanan.

Untuk menjatuhkan ternak, khususnya ternak besar seperti sapi, kerbau atau yang lain sering digunakan teknik srimpungan atau menarik kaki sebelah kanan atau kiri kearah yang berlawanan dengan tenaga ekstra sehingga hewan akan jatuh terkapar atau lebih tepatnya terjungkal dan setelah itu secara beramai-ramai menindih diatas tubuhnya agar hewan tidak melakukan perlawanan dan dengan mudah dapat dipotong. Teknik ini selain akan sangat menyakitkan juga akan mencederai hewan. Ada beberapa cara seperti metode barley sehingga perobohan hewan akan berlangsung lebih halus dan mengurangi resiko cedera pada hewan kurban.

Titik kritis lain adalah saat pemotongan hewan menurut syariat sendiri ada beberapa syarat pemotongan hewan kurban dimana salah satunya adalah penggunan pisau yang tajam.penggunaan pisau ini selain akan meminimalkan rasa kesakitan juga akan mengoptimalkan syarat pemotongan 3 saluran (jalan nafas/hulqum, jalan darah/wadaja’in dan jalan makanan/mari’)

Pemotongan yang kurang sempurna mengurangi keluarnya darah secara maksimal dan akan menurunkan standart kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet), dimana akan ada banyak darah yang masih tertinggal karena tidak bisa keluar maksimal dan menjadikan percepatan pembusukan karkas/daging.

Titik-titik kritis aspek kesrawan/animal welfare dalam pelaksanaan ibadah kurban baik saat pengadaan maupun pelaksanaan/pemotongan hewan kurban hanya merupakan bagian kecil dari banyaknya titik-titik kritis yang ada karena ketidaksengajaan atau memang diadakan karena ketidaktahuan maupun untuk memperoleh keuntungan yang cukup menggiurkan. Dengan memperhatikan dan menyadari akan adanya titik-titik tersebut karena Lillahita’ala semoga kita dapat menyempurnakan niat suci kita untuk melakukan ibadah kurban.
Amiiin Allahumma Amiiin....
--Ali Maftuh

Labels: ,

posted by ali maftuh,DVM @ 11:36 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
Google
 
About Me


Name: ali maftuh,DVM
Home: Tubanopolitan, East-Java, Indonesia
See my complete profile

myPetSally

Save 80% on pet medications

Pet-Supermarket.co.uk

Veterinary Journal
PubMed J.VetSci JVB BMC VetPathol ScienceDirect JVDI JVME JVMS JEVS AVJ
------------------
===PDF to WORD===
Veterinary e-books

vet4arab.co.cc

aahanet.org

aahanet.org

Previous Post
Powered by

BLOGGER

Add to Technorati Favorites