Image Hosted by ImageShack.us
 

geboy inside:

Save on Pet Meds at PetCareChoice.com
get over £100 worth of Free vouchers

Wednesday, November 21, 2007
papervet: Fluid therapy akibat shock
FLUID THERAPY AKIBAT SHOCK
Oleh: Ali Maftuh

Shock adalah suatu istilah yang mendeskripsikan suatu keadaan dimana terjadi kegagalan sirkulasi perifer akibat penurunan perfusi jaringan atau hypoksia seluler sehingga kebutuhan oksigen bagi tubuh tidak dapat dipenuhi dan pada akhirnya akan menjadikan kematian sel.

Ada beberapa klasifikasi dari shock, yaitu
hypovolemik shock, kardiogenik shock, obstruktif shock dan distributif shock:
Hypovolemik shock
Sebagian besar anjing dan kucing mengalami hypovolemik shock sehubungan dengan penurunan darah yang kembali ke jantung dengan penurunan output jantung, defisiensi perfusi perifer serta oksigenasi. Shock jenis ini disebabkan oleh hemorrhagi dan dehidrasi yang hebat.
Kardiogenik shock.
Kardiogenik shock disebabkan oleh kegagalan myocardial dengan atau tanpa aritmia yang menurunkan output jantung.
Obstruktif shock
Obstruktif shock contohnya adalah pelebaran gastrium dan volvulus yang menyumbat vena cava dan vena porta hepatic sehingga mencegah kembalinya darah ke jantung.
Distributif shock
Distributif shock pada prinsipnya terlihat pada hewan yang menderita septic shock atau yang sekarang ini digambarkan sebagai systemic inflammatory response syndrome (SIRS). Pada SIRS, pelepasan berbagai mediator keradangan menyebabkan abnormalitas pengaturan aliran darah yang ditandai adanya hipoksia jaringan yang secara normal meningkatkan output jantung pada akhirnya menyebabkan hyperdinamic shock. Septic shock digolongkan ke dalam distributif shock karena sering tidak disertai dengan defisiensi jumlah cairan tubuh, kemungkinan cairan salah terdistribusi sehingga menyebabkan perfusi yang tidak cukup. Jenis dari distributive shock yang lain adalah anaphylaksis, pankreatitis, heat stroke, endotoksin shock dan neurogenik shock.

EVALUASI SHOCK
Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengevaluasi shock diantaranya adalah dengan perfusi jaringan perifer (CRT > 2 detik) yang juga menandakan dehidrasi.
Dehidrasi 5% : tanda-tanda klinis minimal, mungkin terjadi kekeringan.
Dehidrasi 6-9,9% : mukosa mulut pucat, kering, turgor kulit agak turun.
Dehidrasi 10-12% : turgor kulit turun, mukosa membrane kering, pulsus cepat dan lemah, CRT>2detik, depresi mental sampai respon yang pelan

Selain itu gejala shock ditandai dengan panas badan turun, gemetar, ekstremitas dingin, produksi urin menurun (normal : 1cc/kgBB perjam), pulsus cepat, lemah, tek.darah 70 mmHg.
PCV seri → PCV akan berubah.
CVP <> 6-15 cmH2O → tubuh kelebihan cairan.

Fluid Therapy untuk shock
Prinsip dasar dari pengobatan shock adalah untuk mengembalikan perfusi O2 ke seluruh jaringan tubuh kembali normal. Pengobatan dapat dilakukan dengan terapi cairan (fluid therapy) dengan memperhatikan parameter-parameter sbb:
Tekanan osmotik
Elektrolit
Terapi elektrolit dianggap penting karena menyangkut penurunan konsentrasi plasma oleh meningkatnya ekskresi dari elektrolit. Kasus yang sering terjadi dan menimbulkan gejala-gejala klinis adalah hypokalemia dan hyperkalemia, sedangkan yang jarang terjadi adalah hyponatremia. Kekurangan elektrolit ini dapat diatasi dengan penambahan nutrient.
Asam basa
Perubahan asam basa dianggap penting, karena berpengaruh pada asidosis dan alkalosis pada tubuh. Sehingga dalam melakukan terapi cairan sebaiknya dilakukan evaluasi keseimbangan asam basa yang meliputi evaluasi klinis, penentuan pH, determinasi bikarbonat, determinasi CO2.
Keseimbangan cairan
Cairan yang terkandung dalam tubuh adalah keseimbangan dari jumlah cairan yang diperlukan dengan jumlah cairan yang dibuang. Pada hewan sehat normal mampu untuk menyeimbangkan antara pemasukan cairan dengan pengeluaran cairan serta elektrolit.

Fluid Therapy yang umum digunakan antaralain 0,9% sodium chloride (NaCl), 5% dextrose (glukosa) dalam air, 0,18% sodium chloride dalam 4% dextrose (disebut juga glukosa atau dextrose saline), larutan Hartmann’s (disebut juga ringer’s laktat), larutan ringer’s (disebut juga larutan NaCl), potassium chloride (KCl), serta sodium bikarbonat 8,4% yang sering digunakan dalam penanganan kasus asidosis.

Tujuan dari Fluid Therapy adalah untuk mengoreksi dehidrasi atau overhidrasi, keseimbangan elektrolit dan atau keseimbangan asam basa. Hal ini juga bisa diindikasikan untuk mengoreksi kondisi dari asidosis atau alkalosis, penanganan shock, pemberian makanan secara parenteral atau untuk merangsang fungsi organ seperti ginjal. Karena cairan, elektrolit, dan atau keadaan hilangnya protein, di mana substansi-substansi itu tidak ada karena kekurangan suplai atau kondisi dari hewan. Penyebab yang lain dari ketidakseimbangan cairan, elektrolit dan atau protein adalah eliminasi yang meluas.

Jumlah cairan yang diperlukan untuk menangani terjadinya dehidrasi dapat dihitung dengan rumus sbb:
% dehidrasi x berat badan (%) x 1000 = cairan yang diperlukan (ml).

Dosis atau takaran umum pemakaian disesuaikan dengan kebutuhan serta keadaan penderita secara individual. Kandungan kalorinya adalah 200 kalori perliter dan umumnya kemampuan individu normal untuk metabolisme glukosa adalah kira-kira 800 mg per kg berat badan per jam. Dosis infus untuk anjing dan kucing 20-40 ml/kg BB. Tetapi yang biasa digunakan pada anjing adalah 20 ml/kg BB, sedangkan pada kucing adalah 15-20 ml/kg BB.

Untuk infuse intravena, harus ditentukan lama infuse :
Alternatif I
Lama infuse = BB x dosis infuse x jumlah tetes per ml
1/3 x jumlah pulsus
Alternatif II
Lama infuse = (BB x dosis infus) : (0,03 x ∑ tetes/menit)


Catatan:
Dosis infuse RL dan RD baik sub cutan maupun intra vena adalah sama, kecepatan tetes RD harus lebih lambat.
Jumlah tetes per menit ditentukan sendiri dengan menghitung jumlah cairan infuse yang mengalir atau menetes dalam satu menit setelah jarum abuket masuk secara intravena.
Jika dehidrasi berat atau hewan sudah kolaps dan disertai dengan suhu rectal subnormal maka terapi sebaiknya tidak diberikan, menunggu suhu tubuh kembali normal, minimal 37°C.

Ketika terapi cairan akan diberikan, sebaiknya diperhatikan 6 hal sebagai berikut :
1.Kapan sebaiknya terapi cairan itu diberikan?
2.Apa jenis larutan yang digunakan?
3.seberapa banyak cairan yang seharusnya digunakan?
4.Seberapa cepat seharusnya cairan itu diberikan?
5.Melalui jalur/rute apa cairan itu diberikan? Intravena atau subkutan?
6.Bagaimana mengevaluasi keberhasilan terapi ini?


REFERENSI:
Adams, H.R., 1992, Veterinary Pharmacology and Therapeutics, Iowa State University Press / Ames

Armistead et al., 1967, The Merck Veterinary Manual, 3rd Edition, Merck & Co, Inc, Rahway

Boothe, D.M., DVM, MS, PhD, 2001, Small Animal Clinical Pharmacology and Therapeutics, WB Saunders Company, Pp. 86; 88-89

Howard, J.L., DVM, MS, 1999, Current Veterinary Therapy 4 Food Animal Practice, WB Saunders Company, Pp.7

Lane, D.R., and Cooper, B.C., 2003, Veterinary Nursing, 3rd Edition, Trinity Court, york UK and College of Animal Welfare, Wood Green Animal Shelter, Huntingdon, UK, Pp. 632; 644; 646

Slatter, D, B.V.Sc., M.S., Ph.D., F.R.C.V.S., 2002, Text Book of Small Animal Surgery, 3rd, WB Saunders Company, Pp. 19-21; 24

Labels: ,

posted by ali maftuh,DVM @ 1:47 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
Google
 
About Me


Name: ali maftuh,DVM
Home: Tubanopolitan, East-Java, Indonesia
See my complete profile

myPetSally

Save 80% on pet medications

Pet-Supermarket.co.uk

Veterinary Journal
PubMed J.VetSci JVB BMC VetPathol ScienceDirect JVDI JVME JVMS JEVS AVJ
------------------
===PDF to WORD===
Veterinary e-books

vet4arab.co.cc

aahanet.org

aahanet.org

Previous Post
Powered by

BLOGGER

Add to Technorati Favorites