Image Hosted by ImageShack.us
 

geboy inside:

Save on Pet Meds at PetCareChoice.com
get over £100 worth of Free vouchers

Monday, November 26, 2007
papervet: Osteoporosis
OSTEOPOROSIS
Oleh: Ali Maftuh

Osteoporosis berasal dari kata osteo yang artinya tulang, porous berarti batang. Osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai oleh berkurangnya massa dan mineral tulang sehingga menyebabkan kondisi tulang menjadi rapuh, keropos dan mudah patah.

Osteoporosis (kekeroposan tulang) adalah penyakit metabolik tulang yang paling sering terjadi dan sangat berhubungan dengan usia, yang menyebabkan gangguan/perubahan bentuk tulang dan beresiko terjadi patah tulang, serta mengganggu/membatasi akitvitas sehari-hari. Bahkan yang lebih fatal
menimbulkan kematian.

ETIOLOGI
Penyebab pasti osteoporosis tidak diketahui, namun ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan terjadinya, antara lain :
a) Usia lanjut
b) Faktor keturunan
c) Wanita / hewan betina (lebih beresiko daripada pria / hewan jantan)
d) Mengalami menopause lebih cepat/hewan yang mengalami panhisterektomi
e) Tubuh kecil, tulang kecil / berat badan dibawah normal / kurang gizi
f) Kurang aktivitas fisik dan olahraga atau latihan yang berlebihan
g) Pakan kurang kalsium
h) Kekurangan vitamin D
i) Perokok berat (manusia)
j) Peminum kopi berat dan pengkonsumsi alkohol yang berlebihan (manusia)
k) Pernah menggunakan obat-obatan steroid / obat antitiroid dalam waktu lama secara berlebihan
l) Obesitas

Penyerapan kalsium yang cukup sangat dibutuhkan dalam memelihara massa tulang pencegahan osteoporosis, menormalkan tekanan darah, dan mencegah hiperparatiroidisme. Minuman ringan yang memiliki kadar asam fosfat tinggi menyebabkan peningkatan asupan fosfor dalam tubuh. Hal ini menyebabkan terganggunya keseimbangan rasio kalsium dan Phospat (Ca:P) yang berakibat pada terhambatnya penyerapan kalsium yang berdampak terhadap penurunan massa tulang dan akhirnya osteoporosis. Kafein yang terkandung dalam minuman ringan dapat memacu pembuangan kalsium melalui urin. Hal ini pulalah makin mendukung rendahnya asupan kalsium pada konsumen minuman ringan.

PATOGENESIS
Secara normal di tubuh kita terjadi suatu tahapan yang disebut remoddeling tulang, yaitu suatu proses pergantian tulang yang sudah tua untuk diganti dengan tulang yang baru. Hal ini sudah terjadi pada saat pembentukan tulang mulai berlangsung sampai selama kita hidup. Proses remodeling ini dimulai dengan terjadinya resorpsi atau penyerapan atau penarikan tulang oleh sel tulang yaitu osteoklas, kemudian tulang yang sudah diserap itu tadi akan diisi oleh tulang yang baru dengan bantuan sel tulang yang bernama osteoblas.

Kejadian ini adalah suatu keadaan yang normal, dimana pada saat proses pembentukan tulang sampai umur 30 – 35 tahun, jumlah tulang yang diserap atau diresorpsi sama dengan jumlah tulang baru yang mengisi atau menggantikan sehingga terbentuk puncak massa tulang, tapi setelah berumur 35 tahun atau wanita yang menopause atau pada hewan betina yang mengalami panhisterektomi, keadaan ini tidak berjalan dengan seimbang lagi dimana jumlah tulang yang diserap lebih besar dari jumlah tulang baru yang menggantikan. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penurunan massa tulang yang berakibat pada osteoporosis.

Defisiensi Estrogen
Estrogen berperan penting di dalam penghambatan proses resorbsi tulang karena estrogen dapat menurunkan kadar hormon paratiroid (PTH) dalam darah, meningkatkan produksi kalsitonin dan meningkatkan produksi 1,25 Dehidroxycholecalcalferol (1,25-DHCC) dalam ginjal.

Osteoporosis akibat kekurangan estrogen dapat mempengaruhi interaksi lokal dan sistemik. Pengaruh lokal antara lain manghambat produksi sitokin oleh osteoblas yang meningkatkan proses penyerapan tulang dan pergantian tulang, menghambat produksi prostaglandin yang merupakan regulator multifungsional yang penting metabolisme tulang, menurunkan produksi insulin like growth factor dan transforming growth factor B. Kedua zat ini bekerja menghambat kerja sel tulang osteoklas, menurunkan produksi faktor pemicu koloni makrofag yang meningkatkan penyerapan tulang.

Pengaruh sistemik antara lain produksi kalsitonin secara tidak langsung dipengaruhi oleh hormon estrogen, kadar kalsitonin yang rendah akan meningkatkan penyerapan tulang, peningkatan hormon paratiroid (PTH) yang meningkatkan penyerapan kalsium tulang.
Wanita atau hewan betina memiliki hormon estrogen yang dihasilkan setiap mengalami siklus menstruasi, dimana hormon ini merupakan suatu hormon yang berfungsi sebagai pelindung tulang. Wanita mulai umur 35 tahun, pengambilan massa tulang menjadi lebih sering, sedangkan penyimpanan massa tulang tetap saja.

Kepadatan tulang wanita menyusut 0,5%-1% setiap tahunnya. Setelah memasuki masa menopause, yaitu suatu fase dimana wanita sudah tidak bisa haid lagi, atau pada hewan betina yang mengalami panhisterektomi maka hormon estrogen sama sekali tidak bisa dihasilkan, wanita bisa kehilangan 2%-3% massa tulang setiap tahunnya dan itu berlangsung selama 10 tahun masa awal menopause.

Pada betina pasca panhisterektomi terjadi penurunan fungsi dari ovarium, pembentukan estrogen oleh ovarium juga menurun, kadar estrogen yang turun akan mengakibatkan gangguan keseimbangan antara sel penghancur tulang (osteoklas) dan sel pembentuk tulang (osteoblas). Hal ini akan menyebabkan terjadinnya kehilangan massa tulang yang menyebabkan peningkatan penyerapan tulang yang pada akhirnya dapat menyebabkan osteoporosis.

Estrogen meningkatkan absorbsi kalsium secara tidak langsung meningkatkan produksi 1.25 DHCC dalam ginjal, juga memelihara pergantian 1,25DHCC pada usus normal. Diperkirakan selama hidupnya wanita akan kehilangan massa tulang 30%-50%, sedangkan pria hanya 20%-30%. Tapi tidak berarti semua wanita menopause akan mengalami osteoporosis.

Defisiensi Kalsium
Kalsium memegang peranan kunci di dalam berbagai proses biologis seperti kontraksi otot, koagulasi darah, aktivitas enzim, eksitabilitas saraf, pembebasan hormon dan berbagai unsur esensial struktur tulang rangka. Untuk mempertahankan agar kadar kalsium tetap konstan diperlukan suatu sistem pengendalian, yaitu sistem kemostatis. Sistem ini dikendalikan langsung oleh hormon paratiroid (PTH), kalsiferol (1,25-DHCC) dan kalsitonin.

Absorbsi kalsium sebagian besar terjadi di duodenum dan jejunum bagian proksimal karena keadaannya lebih bersifat asam daripada bagian usus yang lainnya. Absorbsi kalsium dari lumen usus melibatkan 3 proses, yaitu transfer melalui membran mikrovili dari sel-sel mukosa, transfer melalui sel dan keluar dari sel melewati membran basolateral ke dalam cairan ekstraseluler dan dalam darah. Absorbsi kalsium di usus halus dikerjakan dengan 2 mekanisme, yaitu dengan transpor aktif dan transpor pasif. Mekanisme transpor aktif diatur oleh 1,25 - Dehidroxycholecalcferol (1,25-(OH)2D), suatu bentuk vitamin D paling aktif yang diproduksi dalam ginjal.

Transpor aktif diatur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kalsium tubuh yang meningkat, misalnya pada periode pertumbuhan, kehamilan, laktasi, atau pada saat diet rendah kalsium.

Dehidroxycholecalciferol (1,25-(OH)2D) menyebabkan terbentuknya protein pengikat kalsium di sel-sel epitel usus. Protein tersebut berfungsi untuk mengangkut kalsium ke dalam sitoplasma sel, selanjutnya kalsium bergerak melewati membran basolateral dengan cara difusi terfasilitasi. Protein pengikat kalsium tetap di dalam sel plasma beberapa minggu sesudah 1,25-(OH)2D) dikeluarkan dari tubuh sehingga memperpanjang waktu absorbsi kalsium.

Absorbsi kalsium dalam saluran pencernaan biasanya berkisar antara 30-80% kalsium dari total asupan kalsium. Pada awal pertumbuhan 50-70% kalsium yang dicerna diabsorbsi, tetapi pada individu dewasa hanya berkisar 10-40%. Absorbsi kalsium oleh usus akan meningkat apabila kadar kalsium di usus meningkat. Kadar protein yang tinggi cenderung mengurangi kalsium dalam urin, tetapi tidak mempengaruhi absorbsinya. Unsur fosfor berperan dalam keseimbangan kadar kalsium dalam darah maupun laju penyimpanan kalsium dalam usus. Pakan dengan fosfor berlebihan akan menurunkan absorbsi kalsium. Keadaan ini akan menyebabkan terjadinya osteoporosis.

Defisiensi Vitamin D
Vitamin D diabsorbsi dengan bantuan empedu, vitamin D kemudian ditranspor ke hati dan tulang, kemudian dirubah menjadi 25– hidroksikolekalsiferol. Komponen ini dirubah di ginjal menjadi bentuk fisiologis aktif 1,25 hidroksikolekalsiferol (1,25 DHCC). 1,25 DHCC kemudian ditransportasikan ke mukosa sel intestinal, tulang, dan otot skelet di mana dia disusun untuk mengatur absorbsi dan metabolisme kalsium.

Kolekalsiferol ditrasportasikan ke hati untuk dihiroksilasi menjadi kalsidiol (25-hidroksi vitamin D). Kalsitriol (1,25 dehiroksi vitamin D3) yang merupakan bentuk vitamin D yang paling aktif, disentesis dari kalsidiol di ginjal. Kekurangan vitamin D berhubungan dengan peningkatan PTH.

TERAPI

Estrogen
Terapi estrogen itu sendiri telah diakui yaitu menurunkan risiko penyakit jantung, menurunkan risiko osteoporosis, dan mungkin menurunkan penyakit Alzheimer. Estrogen menyebabkan meningkatnya aktivitas osteoblas, oleh karena itu, pada pubertas, ketika wanita atau hewan betina masuk masa reproduksi, laju pertumbuhannya menjadi cepat selam beberapa tahun. Meskipun demikian, estrogen juga mempunyai efek poten lainnya terhadap pertumbuhan rangka yaitu menyebabkan terjkadinya penggabungan awal dari epifisis dengan batang dari tulang panjang.

Efek ini lebih kuat pada wanita atau hewan betina dibandingkan dengan efek serupa dari testosteron pada pria atau hewan jantan. Sebagai hasilnya, pertumbuhan wanita atau hewan betina biasanya berhenti beberapa tahun lebih cepat daripada pria atau hewan jantan. Wanita yang dibuat steril (hewan yang dilakukan panhisterektomi) yang sama sekali tidak memproduksi estrogen biasanya bertumbuh beberapa inci lebih tinggi daripada wanita atau hewan betina normal, karena epifisisnya tidak bergabung secara dini.

Olahraga
Olahraga adalah salah satu 'senjata' untuk menanggulangi osteopeni (penipisan tulang) maupun osteoporosis (keropos tulang). Latihan fisik dalam pembentukan tulang yang sehat dan kuat akan bereaksi terhadap beban yang diterima. Lakukan olahraga pembebanan secara teratur seperti jalan kaki, bersepeda, jogging, dansa, tenis/badminton atau naik turun tangga. Dan sebaiknya kombinasikan juga dengan latihan kelenturan dan keseimbangan.

Kalsium
Kalsium diperlukan untuk pembentukan tulang. Sumber kalsium makanan kita dapatkan dari susu, keju, ikan (misalnya: salmon dan sardin), kerang, tiram, udang, sayuran (misalnya: brokoli), kacang kedelai. Bila perlu, dapatkan kalsium dari sumber lain seperti tablet kalsium ( kadang tablet kalsium dapat menimbulkan rasa mual ).

Golongan Bifosfonate
Obat golongan bifosfonat bekerja spesifik menghambat terjadinya pengeroposan tulang dengan cara menghambat kerja sel – sel penghancur tulang yang berlebihan. Alovel spesifik bekerja menghambat sel osteoklas yang menyerap dan meresorpsi tulang.

Vitamin D
Vitamin D dibutuhkan untuk membantu penyerapan kalsium pada usus sehingga asupan kalsium dapat digunakan oleh tubuh secara maksimal. Kebutuhan vitamin D lebih kurang 400 IU per hari. Saat mentari pagi bersinar, lakukan aktivitas di luar rumah untuk beberapa menit setiap harinya. Cukup mendapat paparan sinar matahari pagi sebagai sumber vitamin D sekurang-kurangnya 10 menit lamanya, terutama antara pukul 06.00 – 09.00. Sebaiknya tubuh yang terkena sinar matahari tidak dilindungi tabir surya maupun pakaian lengan panjang, agar pembentukan vitamin D tidak terhalang. Paparan sinar matahari bila tidak mencukupi bisa dibantu dengan minum suplemen vitamin D dengan dosis 400–800 IU.


REFERENSI:
Boonen S et al. 2004. Safety and efficacy of risedronate in reducing fracture risk in osteoporotic women aged 80 and older: Implication for the use of
antiresorptive agents in the old and oldest old. J Am Geriatr Soc ;52
(11):1832-39.

Dawson-Hughes, B., 1996, Calcium and Vitamin D Nutritional Needs Of Elderly Women, J. Nutr.

Guyton, 1994, Fisiologi Kedokteran, cetakan I, edisi III, EGC, Jakarta

Roux C et al. 2004. Efficacy of risedronate on clinical vertebral fractures within
six months. Curr Med Res Opin ;20(4):433-9.

Shah D et al. 2002. Effects of calcitriol (rocaltrol) on spine and femoral neck
bone mineral density in postmenopausal osteoporosis. Bombay Hospital
Journal ;44(2)

Tilyard MW et al. 1992. Treatment of postmenopausal osteoporosis with
calcitriol or calcium. N Engl J Med ;326:357-62.

Labels: ,

posted by ali maftuh,DVM @ 2:07 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
Google
 
About Me


Name: ali maftuh,DVM
Home: Tubanopolitan, East-Java, Indonesia
See my complete profile

myPetSally

Save 80% on pet medications

Pet-Supermarket.co.uk

Veterinary Journal
PubMed J.VetSci JVB BMC VetPathol ScienceDirect JVDI JVME JVMS JEVS AVJ
------------------
===PDF to WORD===
Veterinary e-books

vet4arab.co.cc

aahanet.org

aahanet.org

Previous Post
Powered by

BLOGGER

Add to Technorati Favorites