Image Hosted by ImageShack.us
 

geboy inside:

Save on Pet Meds at PetCareChoice.com
get over £100 worth of Free vouchers

Monday, September 24, 2007
save animal: BirdLife Vs pemanasan global dan ancaman kepunahan burung sumba
BirdLife Vs pemanasan global dan ancaman kepunahan burung sumba

Akibat dari pemanasan global, diperkirakan terjadi peningkatan suhu bumi setiap decade sebesar 0,2 derajat celcius. Kenaikan suhu ini, dengan berbagai scenario, diperkirakan pula akan menyebabkan kenaikan permukaan laut pada abad 21, berkisar antara 0,18-0,19 meter.

Bagaimana dengan Pulau Sumba yang notabene sebagai salah satu lokasi konservasi terpenting bagi keanekaragaman hayati global khususnya burung
. Pada tahun 1927, diperkirakan luas tutupan hutan di pulau Sumba masih sekitar 50% dari luas daratan. Namun fakta hasil analisa foto udara menunjukan bahwa pada tahun 1997 tutupan hutan hanya tersisa 10%. Bahkan hasil terakhir pada tahun 2000 kembali menunjukan penurunan, yaitu menjadi sekitar 6,5 saja. Padahal secara ideal, dibutuhkan luas hutan sebanyak 30% dari luas daratan suatu pulau.

Tanah keras, tandus, dan suatu saat, rumput sebagai tumbuhan perintispun sudah enggan untuk tumbuh di sana. Maka dengan kondisi pulau Sumba seperti ini, ditambah dengan perubahan iklim secara global, inilah yang menjadi tantangan bagi teman-teman yang tergabung dalam BirdLife International-Indonesia Programme bekerjasama dengan Departemen Kehutanan (Direktorat Jenderal PHPA, sekarang PHKA) untuk Pelestarian Burung melalui monitoring populasi, penyadartahuan masyarakat dan mendorong penegakan hukum terhadap penangkapan dan perdagangannya

Lalu apa hubungannya perubahan iklim dengan burung dan manusia? Peningkatan suhu secara global, akan menyebabkan daerah bersuhu dingin di pegunungan menjadi lebih hangat. Burung-burung di daratan rendah yang bersuhu makin panas, akan terus mendesak Burung-burung di pegunungan.

Jadi, perubahan iklim yang dapat memusnahkan sebagian dari burung-burung di Sumba, tentu menjadi indikator lingkungan hidup kita yang semakin tidak baik. Apa yang kita lakukan setelah menyadari kenyataan global ini?

Tentulah pertama kita tidak ikut-ikutan menembah jumlah pembuangan gas karbon ke udara, dengan cara penghematan segala macam bahan bakar. Selain itu juga menghindari pembakaran lahan, baik untuk membuka lahan pertanian apalagi untuk membakar alang-alang.

Hutan yang masih tersisa sedikit ini, pun tentu harus mati-matian kita pertahankan, selain mempercapat proses penghutanan kembali lahan-lahan dengan banyak menanam pohon. Sebagai antisipasi dampak global peningkatan ketinggian permukaan air laut, dapat kita lakukan gerakan bersama penanaman pantai dan bakau dengan pepohonan. Dengan demikian diharapkan, dampak global perubahan iklim tidak kian perparah dengan penyusutan hutan kita, yang berakibat bencana tidak hanya bagi masyarakat, namun juga Burung-burung dan satwa liar lain di Pulau Sumba ini.

Mungkin ini adalah sebagian kecil aktivitas teman-teman yang tergabung dalam BirdLife Kantor Lapangan Sumba seperti yang mereka jelaskan saat diberi kesempatan berkunjung dan berdiskusi disana.

Labels: ,

posted by ali maftuh,DVM @ 12:33 AM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
Google
 
About Me


Name: ali maftuh,DVM
Home: Tubanopolitan, East-Java, Indonesia
See my complete profile

myPetSally

Save 80% on pet medications

Pet-Supermarket.co.uk

Veterinary Journal
PubMed J.VetSci JVB BMC VetPathol ScienceDirect JVDI JVME JVMS JEVS AVJ
------------------
===PDF to WORD===
Veterinary e-books

vet4arab.co.cc

aahanet.org

aahanet.org

Previous Post
Powered by

BLOGGER

Add to Technorati Favorites